fbpx

Hentikan Mom Shaming, kata-kata yang menyakiti hati ibu-ibu, hati hati yaa moms…

Dalam dunia per-ibu-an alias dunia motherhood di era digital seperti ini, sering banget kita baca komentar-komentar mom shaming yang gak ngenakin sekaligus nyinyir pada seorang ibu dari ibu lainnya. Nah, berikut ini mimin coba kumpulkan isu sensitif bagi sebagian kaum ibu ya moms.. Alangkah baiknya kita tidak ikut mengomentari pilihan ibu terkait apapun, seperti kalimat-kalimat di bawah ini. “Suami aku mah bantuin aku terus setiap malam” Memang menyenangkan ya moms kalau suami kita membantu kita ngurus anak setiap malam. Ketika anak nangis, si ayah siap sedia gantiin popok, nyiapin air, dan sebagainya. Wahh tapiiii.. Gimana kalau suaminya kerja sebagai petugas jaga malam? Gimana kalau suaminya sakit? Gimana kalau ada kemungkinan-kemungkinan lain yang kita gak tau? Bayangin deh namanya bunda baru ngelahirin, emosinya lagi ngga stabil, sedang berusaha saling mengerti dan berkomunikasi dengan suami baru, baru mulai menerima kekurangan suami… Ehhh Denger kata-kata kaya gitu. “Suami aku mah bantuin aku terus siap malam..” Wahhh, bisa jadi drop semangatnya, bisa jadi berhenti mensyukuri suaminya, dan malah membanding-bandingkan suaminya sendiri dengan suami orang lain. Kata-kata itu jangan sampai diucapkan yaa dear. Kata-kata itu tidak bermanfaat dan tidak menyelesaikan masalah apapun, malah cenderung menambah masalah dalam rumah tangga orang lain. “Ih kok anaknya dititipin ke neneknya sihh?” Kata – kata ini juga kalau bisa sih dihindari ya moms.. Kan ada beberapa ibu yang “terpaksa” menitipkan anaknya beberapa kali ke orang tuanya. Alasannya pun beragam, mungkin karena kurangnya pengalaman, kesehatan, ataupun berbagai kesibukan yang kita tidak ketahui untuk menyambung hidupnya. Ingat, tidak semua orang memiliki kondisi tubuh yang sama. Mungkin si ibu yang baru melahirkan itu benar-benar kelelahan dan sangat membutuhkan bantuan orang lain. Apalagi kalau itu anak pertamanya, sehingga dia sendiri belum berpengalaman. Selain itu pun bisa saja kan, orang tua anak itu terpaksa bekerja untuk menghidupi anaknya, sehingga tidak punya waktu cukup untuk mengurus anak. Mungkin saja kan? Poinnya adalah, ada saja keadaan yang tidak kita ketahui, sehingga kita sulit berempati kepada orang lain. Maka hendaknya, hindari kata-kata seperti ini dan cobalah lebih berempati yaah dear. “ASI kamu kok ga keluar sih? Makanyaa jaga makanan dong.. Minum jamu dongg..” Ini juga salah satu kata-kata yang sering banget diucapkan kepada ibu yang baru melahirkan. Bayangin deh, udah sakit nahan melahirkan, capek, suami lagi agak kurang uang, lagi down, butuh support, ASI belum keluar banyak, ehhh… Ada yang mengucapkan kata-kata itu., Menyakitkan gak sih? Tidak ada wanita yang bisa mengendalikan jumlah ASI yang dikeluarkan. Dan kita tidak tahu usaha apa saja yang sudah dilakukannya untuk menyediakan ASI untuk anak tercintanya. So, let’s have some respect. 🙂 “Kamu ngelahirin cesar yaa? Wah belum merasakan rasanya jadi ibu sejati dong?” Tidak selamanya seorang wanita bisa melahirkan secara normal. Ada saja kondisi yang mengharuskannya untuk cesar, sedangkan dia tidak punya pilihan lain. Perkataan ini tentu bisa menyakitinya lhoo. Lagipula, memangnya apa salahnya melahirkan secara cesar jika memang itu yang terbaik menurut dokter ahli yang menanganinya? Melahirkan cesar itu tentu lebih menyakitkan karena luka sayatan yang besar ketika melahirkan. Nah, rasa sakit fisik itu jangan sampai ditambah dengan rasa sakit batin karena perkataan kita yang seperti itu yaa dear. “Kalau anak tidur itu beberes, jgn ikut tidur juga” Sering banget juga kan denger celetukan ini? Mungkin dikira ketika anak main, ibunya ngga ngeladenin anaknya main kali ya? Justru karena kelelahan saat meladeni anaknya itu makanya si ibu tersebut ikutan tidur saat anaknya tidur juga. Nah, kalau anaknya ga diladeni main gimana?Hmm.. nanti gimana kalau anaknya main dengan benda tajam, listrik, dan sebagainya? Maka tentu harus diawasi terus kan? Dan juga selain itu, bisa jadi waktu bermain dengan anak itu adalah waktu yang tepat untuk membangun kedekatan dengan si buah hati kan dear? Jadi, lagi-lagi, cara untuk menghentikan mom-shaming adalah dengan berempati, seolah olah menempatkan diri kita di posisi orang yang sedang kita bicarakan . Apa lagi yaa kalimat yang mesti dihindari? Tulis di kolom komentar dong moms 🙂

Continue reading →

×

Konsultasi Via WA

× Konsultasi